Posts

Cerita Buruk di Sepertiga Terakhir Malam

Image
9 Maret 2020, dini hari. “No matter what you say or what you do.. When i’m alone, i’d rather be with you Hate these all people, i’d be right by your side ‘Til 3005, hold up” Suara itu entah kenapa terdengar di telingaku saat aku sedang menikmati perjalanan di alam mimpi. Aku bahkan tidak tahu apa yang menyebabkan suara itu muncul secara tiba-tiba. Jujur, memang, beberapa hari, aku memang terjerat rasa kasmaran oleh seorang teman yang aku tidak akrab sekali. Selama kami berinteraksi di masa lalu, kami awalnya tidak bicara panjang lebar. Aku sendiri mengenalnya karena sebuah urusan yang sebenarnya tidak begitu penting.  Aku juga sadar, banyak sekali sekat yang membuatku tidak ada niat sama sekali untuk mendekatinya. Entah itu dari sifat, kegiatan favorit, filosofi hidup, dan yang paling penting lagi, agama. Sebagai orang Islam, aku masih belum bisa membuka hatiku untuk mencintai cewek dengan agama yang beda. Bukan karena sifatku yang condong agamis atau baga

sebuah reuni | sayonara, forever.

Image
Seminggu setelah kepergian Pak Yusuf, aku masih belum membuka titipan dari Uni Fika sendiri. Aku masih belum sempat membukanya. Selain karena pasien di ruangan yang cukup banyak, juga aku masih sedih akan kepergian seorang yang sudah menjadi pembimbingku untuk menjadi lebih dewasa lagi ke depannya. Hingga suatu saat, setelah melalui beberapa pertimbangan, aku memutuskan untuk membuka titipan tersebut. Sontak, aku terkejut karena di dalam itu, tersedia sebuah gelang dan kalung berwarna hijau. Bersama dengan itu, ada sebuah surat di dalamnya. "Anak Muda, pakailah kedua benda ini jika kamu merasa kurang baik. Efek dari benda ini akan semakin terasa setelah kamu menutup matamu. Dan, benda ini hanya bisa bekerja di kamu, tidak ada orang yang bisa merasakan efek serupa. Ini adalah peninggalan terakhirku. Sampai jumpa di pelabuhan yang baru. Saya tunggu ceritamu kelak." OoOoOoOoOoO Tanpa pikir panjang, aku langsung mencoba alat itu dan berbaring sejenak di kasur.

sebuah reuni | reuni yang sebenarnya

Image
sumber gambar : dokumentasi pribadi "Gan, kamu nanti masuk siang kan?" "Iya, Ra. Kenapa emangnya?" "Ada pasien di ruangan Mekah nyariin kamu. Namanya Pak Yusuf kayaknya. Sudah tua, entahlah gimana ceritanya. Kalau bisa, datang ke sini segera, ya." "Baiklah, nanti aku ke sana. Ini aku mau siap-siap dulu." OoOoOoOoOoO Setelah beberapa hari tidak mendengar sepucuk kabar dari Pak Yusuf, tiba-tiba aku mendengar kabar tentangnya dari Lara, teman kelompok jaga selama menjalani internship di sini. Aku dapat kabar itu pada jam 11 siang, di saat bangun tidur setelah sebelumnya menjalani sesi jaga malam di bangsal dengan pasien yang relatif aman. Di ruangan ICU sendiri, pasien hanya ada satu dan kondisinya sudah stabil. Rencana akan dipindahkan ke ruangan rawat inap biasa. Aku sendiri sudah tahu sejak sesi audio kemarin itu bahwa kondisi kesehatan Pak Yusuf sudah memburuk. Namun, aku tidak menyangka bahwa beliau akan dirawat ke rumah sakit

sebuah reuni | detik-detik terakhirmu

Image
Ini adalah bagian ketiga dari mini-novel berjudul "sebuah reuni". Dua bagian pertama bisa dibaca di sini. Bagian 1 :  mimpi tentangmu Bagian 2 : tempat aku menangis ------------------------------------------------------------------------------------------------- "Cinta, aku memang tinggal sendiri. Meskipun itu, aku lebih nyaman di sini daripada di sana. Tentu saja, aku tidak akan ketemu dengan pria brengsek itu lagi selamanya. Tapi, entah kenapa, aku membutuhkan seorang teman, maukah kamu menemaniku di sini? Setiap detik. Setiap menit. Setiap jam. Kamu juga tentunya pasti bosan dengan dunia tempatmu itu. Jaga di ruangan para pesakitan yang hanya berdiri di perbatasan antara hidup dan mati. Iya kan? Cinta, mari kita menjalani hidup bersama untuk pertama dan terakhir kalinya. Itu yang kamu inginkan, bukan? Aku bahkan masih mencintaimu hingga sekarang ini." Sontak, aku kembali terbangun dari mimpi yang benar-benar membingungkan itu. Entah kenapa, te