Puisi | Menanti Waktu Berhenti
Aku berbaring tergeletak di lantai kayu ini. Hanya menantikan waktu untuk berhenti. Semua beban tubuhku telah terangsur menghilang bersamaan dengan berbagai cairan yang keluar terus-menerus. Aku tidak kuat untuk meminta mereka berhenti berlari. Bahkan untuk bersuara pun, aku sudah lelah. Tuhan, apakah memang ini semua harus berakhir? Pakaianku kusam, mukaku penuh lebam, apakah ini layak untuk menghadapMu? Aku masih ingin membalas senyuman dari matahari yang membias di jendelaku. Aku masih ingin menyanyi bersama suara kendaraan yang berlalu lalang di saat berangkat kerja. Aku sudah tidak kuat untuk semua ini, Tuhan. Aku berbaring tergeletak di lantai kayu ini. Hanya menantikan waktu untuk berhenti. Aku masih menyimpan rindu akan seorang cowok nun jauh di sana. Ya, cowok yang aku kenal hanya melalui dunia maya belaka. Dia bukanlah tampan untuk ukuran orang tempatku, namun perilakunya sangatlah menyenangkan. Mungkin dia sudah sibuk dengan kerjaannya m