Posts

Showing posts from September, 2018

the love theory - nuri (part 1)

Image
Fakta bahwa aku akan bertemu dengan Nanako dalam beberapa bulan ke depan, mengingatkanku akan betapa kuatnya sosial media dalam menemukan seorang teman, dan tentunya, menciptakan rasa cinta yang mendalam, padahal aku sudah hilang kontak dengannya selama 4 tahun. Berbicara tentang sosial media, aku pun teringat aan sebuah kisah di kala aku hilang kontak dengan Nanako. Kali ini, berawal dari Facebook. Ya, memanglah, lingkaran pertemananku sendiri tidaklah seluas yang kalian pikirkan. Cukup sulit bagi teman-teman untuk menemukan irisan dalam sebuah diagram Venn pertemanan yang kita miliki. Namun, pasti ada. Dunia itu tidak selamanya luas, kok. Semua berawal dari 2 tahun yang lalu di kala aku berisitirahat dengan membuka Facebook dan muncul chat bertuliskan seperti ini, “Halo, kak. Kenalkan namaku Nuri. Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang kebetulan lagi bahan skripsi tentang hip-hop. Aku dapat kontak Kakak dari tulisannya di Kompasiana. Bagus banget! Ohya, Kak Gan

Maafkan Aku, Hippocrates!

Image
18 September 2018, 09:32 p.m (GMT+7) "Kamu itu katanya calon dokter, tapi kok ga pandai ngebaca isi hatiku sih. Ga layak tuh jadi dokter. Kamu emang cowok paling buruk yang pernah aku temui, Farhan." Pesan Instagram itu muncul beberapa hari sebelum aku menjalani rangkaian UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter), sebuah ujian yang benar-benar menentukan apakah aku sudah layak untuk mengalungi gelar "dr." atau tidak di sebelah kiri namaku. Pesan itu dikirimkan oleh seorang cewek dari kota besar di Jawa Barat yang aku kenal via sosial media. Ya, aku tidak akan bercerita tentang apa sebenarnya yang terjadi di balik munculnya kalimat itu. Karena, memang di situ, aku merasa bahwa aku yang layak disalahkan atas itu. Beberapa bulan lalu, aku sendiri mungkin akan setuju dengan kalimat tersebut. Di kala itu, aku benar-benar merasa tidak layak jadi dokter. Benar-benar tidak menikmati bagaimana rasanya berjuang di hampir semua departemen saat rot

the love theory - nanako (part 1)

Image
sumber gambar : Instagram Di sebuah kafe itu, aku sedang mengerjakan beberapa tugas sembari mendiamkan diri dari kesibukan yang melanda akhir-akhir ini. Di kala kepanikanku muncul akan hasil uji kompetensi yang cukup mengisi kepalaku dengan berbagai gejala Gangguan Cemas Menyeluruh. Pikiranku tiba-tiba mengambang ke beberapa hal yang cukup aneh, seperti “Apakah aku lulus atau tidak?” “Berapakah nilai yang aku dapatkan jika memang lulus?” “Apakah aku akan sukses membantahkan keraguan orang-orang terhadapku?” “Jika aku lulus, siapa yang akan aku undang kelak ke sumpahku?” “Jika memang sudah sumpah, aku akan internship di mana?” Entahlah, memang sudah sering pikiranku mengambang sampai ke zona yang tak seharusnya. Sampai, aku sering menunda pekerjaan di depan mata hanya karena pikiran tersebut. Psikiaterku memintaku untuk menemukan cara menghilangkan rasa cemas itu masuk ke pikiranku. Ditemani dengan segelas kopi yang ku pesan, aku coba garap ketik satu per satu tul