#RimaHarian Ep. 1

8 Januari 2017, 4:15 a.m


Selamat sore teman-teman! Sudah lama nih saya tidak mengisi blog lagi. Jujur, akhir-akhir ini, saya mengalami depresi serta banyak hal lain, bahkan saya ga berniat untuk melakukan banyak hal akhir-akhir ini. Termasuk menulis produktif (seperti artikel dan opini), sehingga ujungnya gue meninggalkan banyak banget draft di laptop.

Sekarang ini, gue lagi mau on the way ke Banyumas (lagi), karena dua minggu sebelumnya, gue baru pulang dari sana. Dan gue tiba-tiba kepikiran sesuatu, terinspirasi dari status Facebook.

Yaitu, rima harian!
Di #RimaHarian ini, gue akan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan Rima. Of course we know, fans hip-hop sendiri juga tentu saja ngefans dengan musik rap yang notabene adalah unsur vokal dari kultur hip-hop sendiri.

Di edisi #RimaHarian kali ini, gue akan mencoba sendiri membuat rima gue. Berhubung ini perkenalan, jadi maafkan jika rima gue ini kurang berkelas. Apalagi jika dibandingkan dengan rima rapper-rapper yang berpartisipasi di program 16 Bar yang dilakukan oleh produser Hip-Hop ternama, Lipooz.

Tidak hanya gue mencoba untuk membuat rima sendiri, di #RimaHarian ini, gue juga akan membahas tentang rima yang dilontarkan beberapa rapper Indonesia yang menurut gue sangat ciamik atau at least, layak untuk dibahas serta direfleksikan.

Kok rap sih?
Rap itu kan kepanjangan dari rhyme and poetry, jadi yaa.. layak lah untuk dibahas. Apalagi dalam hip-hop, ada teknik2 tersendiri untuk meroketkan rima-rima sehingga meninggalkan kesan artistik.

Tak usah panjang-panjang, mari kita lihat rima pertama yang akan menghiasi seri #RimaHarian ini.

#RimaHarian Ep. 1

Bagi teman2 yang ingin menjadi rapper atau cinta hip-hop/
Coba iseng2 bikin rima di sosial media, biar kelak makin top/
Tingkatkan teknik/ biar kamu makin ciamik/
Terima kritik/ karena itu akan mempercantik/
Mungkin sekali-kali kau butuh piknik/
Menambah referensi yang hanyalah sebatas titik titik/

Hey kawan,
Jadikan ini passion, bukan sekedar fashion/
Berikan action, bukan sekedar sensation/

Gue bingung bagaimana harus rimaku berakhir/
Semakin aku teruskan, ideku semakin lahir/

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Buruk di Sepertiga Terakhir Malam

sebuah reuni | detik-detik terakhirmu

Puisi | Menanti Waktu Berhenti