Surat Untuk Sang Penggoda Iman
8 November 2015 10:50 p.m (GMT+7)
“AKU
MASIH MENCINTAIMU”
Yogyakarta,
8 November 2015
Untuk
para penggoda iman,
Ini
aku, pemakai jasamu yang tidak frekuen, tetapi sudah berstatus menjadi seorang
pecandu.
Aku
jadi teringat, awal-awal ketika aku diperkenalkan oleh teman-temanku ke kamu
sekitar 5 tahun lalu. Hal itu merupakan perkenalan yang cukup aneh, karena
waktu itu, aku merasa seolah-olah dipaksa untuk berkenalan denganmu. Awalnya,
aku tidak tertarik padamu, bahkan ketika mengenalmu, aku bahkan berkata dalam
hati,
“Apaan
nih yang gue tonton?”
Tetapi,
entah ada apa gerangan, tiba-tiba, aku mulai tertarik kepadamu setelah bertemu
denganmu meski hanya melalui layar saja. Aku jadi teringat dalam pertemuan yang
kesekian, dimana aku akhirnya mengalami mimpi basah pertama. Mungkin, karena
kenikmatan yang dirasakan ketika itu sangatlah besar.Terus terang, aku tidak
tahu harus berkata apa setelah itu. Setelahnya, aku jadi tertarik untuk bisa
menggunakan jasamu, koleksi segala macam tentangmu, entah itu video, foto,
ataupun hanya lewat suara.
Aku
benar-benar menyukai apa yang kamu tawarkan padaku, bahkan saking sukanya, aku
saking ga peduli tentang apapun yang aku alami ketika itu. Teman yang
berkurang, nilai yang menurun. AKU BENAR-BENAR GA PEDULI DENGAN SEMUA ITU! Aku
rela mengorbankan segalanya hanya untuk bisa menikmatimu. Karena, seolah-olah,
aku merasa bahwa kita sudah terkoneksi satu sama lain, meskipun itu hanya
melalui layar.
Sungguh, aku merasa dekat sekali denganmu, meski belum pernah bertatap muka, tetapi
kenikmatan itu sangat terasa. Bahkan, lebih dari apa yang pernah kurasakan
seumur hidupku. Memang, bagi beberapa orang, ini adalah hal yang aneh. Tetapi,
aku merasa ini adalah hal yang unik dan menarik buatku. Melihatmu di layar
merupakan hal yang menarik bagiku. Terutama, ketika kamu terlihat seperti
bahagia dengan apa yang kamu lakukan, apa yang kamu peragakan. Adegan yang kamu
jalankan, setiap perkataan halus atau kasar dirasakan sebagai ungkapan rasa syukur
atas kesenangan yang kamu peroleh, mungkin lebih dari kesenangan sekedar
memperoleh nilai A di mata pelajaran yang sangat sulit, atau memperoleh uang
saku tambahan dari orang tua. Melihatmu bahagia, tersenyum dan menikmati
pekerjaanmu turut membuatku merasa bahagia. Bahkan, aku pun merasa bahwa kamu
bisa menjadi seorang yang bisa kuandalkan di masa depan kelak.
Ini
serius! Aku pikir, kamu itu merupakan perempuan yang sangat ideal bagiku. Kamu
memang memiliki hal yang banyak perempuan belum tentu punya. Wajah yang cantik,
tubuh yang ideal, liar di ranjang, dan tentu saja, baik secara perilaku. Tentu
saja, ketika aku mulai jatuh hati kepada orang, aku harus mengetahui apapun
tentangmu. Seperti apa yang orang biasanya lakukan ketika jatuh hati kepada
seseorang atau sesuatu, mencari tentang seluk beluknya, serta tentang latar
belakangnya.
Dan,
ternyata setelah melalui berbagai pencarian yang panjang, aku mulai menyadari
suatu hal penting. Aku merasa sangat sedih, karena aku tidak menyangka bahwa di
balik sebuah kesenangan yang kamu pamerkan ke semua orang, kamu menyimpan
sesuatu. Kamu benar-benar menyimpan banyak hal.
KENAPA
KAMU HARUS MELAKUKAN HAL TERSEBUT PADA KAMI?
Aku
tidak tahu bahwa di belakang kamera atau layar setiap adegan yang kamu lakukan,
kamu menyimpan rasa sakit yang banyak sekali. Sangat banyak. Aku bahkan tidak
habis pikir jika kamu menyembunyikan semuanya, ketika kami semua sedang
menikmati semua yang kamu tawarkan.
Aku
tidak tahu bahwa kamu sendiri sudah beradasatu langkah lebih dekat dengan
beberapa penyakit menular seksual, seperti Chlamydia, Syphilis, Gonorrhea, dan
bahkan lebih buruk, HIV.
Aku
tidak tahu bahkan di setiap adegan yang kamu lakukan, kamu sendiri punya resiko
lebih besar untuk terkena robekan di alat kelamin, anus, bahkan bisa saja
menyebabkan terjadinya fraktur penis bagi kaum pria yang memaksa kamu untuk
mengonsumsi banyak obat penurun rasa sakit yang bahkan lebih berbahaya buat
kamu jika menimbang efek sampingnya.
Aku
tidak tahu jika gaya hidupmu sendiri tidak sebaik yang aku kira, kamu harus
berjuang dengan minuman keras, steroid, dan tidak sedikit dari kamu juga yang
melakukan implan yang bahkan dapat mencederai tubuhmu jika tidak diambil dengan
baik. Tidak sedikit juga dari kamu yang mengonsumsi obat seperti viagra untuk
tetap mempertahankan kualitas seksual yang tentu punya efek samping untuk tubuh
kamu.
Aku
juga tidak tahu kalau kamu sudah mendekatkan dirimu dengan kematian, hanya
karena gaya hidupmu itu. Kamu harus menghadapi kemungkinan kamu
Aku
bahkan tidak tahu bahwa di belakang semua kamera itu, kamu merasa sangat sedih
akan apa yang kamu telah lakukan, bahkan tidak sedikit dari kamu yang
memutuskan untuk bunuh diri karena berjuang dengan depresi yang berulang-ulang.
Aku
bahkan tidak tahu bahwa apa yang kamu lakukan, apa yang kamu praktekkan itu
semua hanyalah palsu belaka. Apa yang kamu tawarkan ke kami semua, hanyalah
sebuah khayalan belaka, karena kelak kita tidak akan bisa menikmati
adegan-adegan tersebut ketika sudah menikah.
Dan
pada akhirnya, aku pun tidak tahu bahwa kamu sendiri tidak mencintai dirimu
sendiri.
Tentu
saja, aku merasa sangat bersedih setelah mengetahui semua hal tersebut, karena
banyak sekali orang yang menikmati apa yang kamu tawarkan. Banyak juga orang
yang terpuaskan setelah bertemu denganmu. Tetapi, sayangnya, mereka sendiri
tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di belakang layar. Aku masih melihat
banyak orang yang menikmati kamu tanpa mengetahui apa sebenarnya yang terjadi
denganmu. Banyak juga yang rela menghabiskan uang dalam jumlah yang tidak
sedikit hanya untuk melihat aksimu. Yang dapat diartikan bahwa, mereka membayar
banyak duit hanya untuk melihatmu menderita. Melihatmu terluka.
Sejujurnya,
aku tidak bisa membayangkan...
Aku
tidak bisa pikir.. Serela itukah kamu untuk bertahan dengan rasa sakit masif
hanya untuk menyenangkan orang lain.
Aku
tidak bisa pikir.. Akankah kamu akan bertahan dengan semuanya?
Bahkan,
masih banyak masyarakat di luar sana yang memberi kamu stigma negatif,
pandangan bahwa kamu adalah sampah bagi masyarakat sekitar. Apakah kamu akan
bertahan dengan semuanya? Bagaimana
jika kamu keluar dari semuanya, dan ketika kamu ingin menjalani hidup normal
dan kembali ke jalan orang yang benar, orang masih menemukan sisa-sisa dari
pengalaman burukmu itu?Banyak
temanmu yang sudah keluar dari situ, bahkan masih dicap negatif oleh
masyarakat. Mereka masih butuh pertolongan. Mereka merasa bingung dengan apa
yang harus mereka lakukan sekarang.
Jujur,
cinta. Sudah saatnya, aku harus menjauhkan diri dari kamu. Dan, aku akan melakukannya
SEKARANG JUGA! Itu semua bukan karena aku benci padamu, melainkan karena aku
suka padamu.
Aku
tidak ingin melihatmu terluka dan kesakitan ketika harus beradegan seperti yang
kamu biasa lakukamn.
Aku
tidak ingin melihatmu merasa stress dalam menjalani hidupmu.
Aku
tidak ingin melihatmu harus mengikuti gaya hidup yang sangat buruk
Aku
hanya ingin menolong banyak orang dan mengarahkan mereka ke jalan yang benar
dan aku ingin melakukannya untukmu.
Aku
teringat, satu hari, temanku pernah berkata bahwa kecanduan pornografi itu
dapat mengakibatkan hilangnya rasa empati. Awalnya, aku tidak setuju dengan
perkataannya, tetapi lambat laun, aku merasa perkataannya sangat benar. Bukan
hanya karena aku kehilangan rasa empati itu ke teman-teman sekitar, aku pun merasa
tidak berempati juga sama kamu.
KENAPA
AKU HARUS MEMBIARKANMU MERASAKAN RASA SAKIT INI?
Jadi,
mulai dari sekarang, aku akan mencoba sedikit demi sedikit menjauh darimu.
Menjauh dari apapun yang berhubungan dengan kamu, baik itu foto, video, maupun
suara. Karena, inilah jalan yang terbaik untuk menunjukkan rasa cinta padamu,
dan aku berharap kamu akan selalu baik-baik saja ketika membaca surat ini. Saya
berharap bahwa kamu kelak bakal terlepas dari rasa sakit yang kamu alami, dan
tetap hidup dengan jalanmu sendiri. Hidup di jalan yang diberkati oleh Tuhan.
Apakah
aku akan melihat foto dan video kamu lagi? Aku masih belum bisa menjawab tidak,
karena media pornografi itu akhir-akhir ini merebak dimana-mana, bahkan di
Internet, sudah ada iklan yang menampilkan gambar atau video dari kamu juga.
Intinya, aku akan mengambil cara yang berbeda jika secara tidak sengaja, aku
bertemu lagi dengan kamu.
Contohnya,
awalnya aku bakal berkata “oh, ini sangat seksi” atau “wow! aku ingin
berfantasi dengan foto tersebut!”. Tetapi, untuk sekarang ini, aku akan
menjawab, “okay, foto yang bagus” atau “oh tidak! aku tidak boleh melihat hal
ini lagi.”
Untuk
menutup surat ini,
Perkenankan
aku untuk meminta maaf atas apa yang telah kuperbuat kepadamu, aku merasa turut
menyumbangkan rasa sakit untukmu dengan menjadi candu atas segala materi kamu.
Maafkan
aku karena telah turut mentumbangkan dosa untukmu dan tentu saja untukku,
karena semakin banyak aku menonton, semakin banyak dosa yang aku peroleh
Maafkan
aku untuk apa yang terjadi beberapa tahun ini.
Tolong..
Maafkan aku..
Aku
masih tidak bisa membayangkan ekspresi mukamu ketika kamu harus berbahagia di
depan kamera, tetapi kamu malah menangis di belakangnya.
Benar-benar
tidak bisa..
Aku
merasa sedih..
Ngomong-ngomong,
maafkan aku atas surat yang panjang ini. Semoga akhirnya, Tuhan akan terus
mencintaimu dan menunjukkanmu ke jalan yang benar!
Sekali
lagi, tolong maafkan aku!
Dengan cinta,
Mantan pecandumu.
----------------------------------------------------------------------------------
Note : Terima kasih untuk teman sekaligus mentorku, +Stuart Tutt atas segala macam inspirasi serta asupan motivasinya supaya aku berhasil keluar dari jeratan pornografi ini. Dia juga yang menganjurkanku untuk menggunakan terapi menulis untuk sukses. Meski, masih banyak orang yang harus diucapkan lagi untuk hal tersebut. Selain itu, surat terbuka yang juga merupakan bagian dari buku pertama saya berjudul "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta Tentang Kecanduan Pornografi" ini terinspirasi surat yang dia tulis beberapa tahun lalu.
Surat ini saya rilis kembali untuk memperingati Hari HIV/AIDS yang jatuh pada tanggal 1 Desember 2017. Penyakit ini juga merupakan penyakit yang menjadi concern besar bagi para pelaku industri pornografi, meskipun sebenarnya mereka juga sudah sering melakukan tes skrining untuk melihat status kesehatan produksi mereka, apalagi jika itu berhubungan dengan Infeksi Menular Seksual.
Teman-teman bisa lihat video ini untuk memahami lebih lanjut tentang IMS dalam industri pornografi (jangan dibuka untuk yang masih di bawah umur)
Teman-teman pembaca bisa membaca surat tersebut melalui link ini
Dear Porn Star : Please Forgive Me (by Stuart Lee Tutt)
Ohya, jika berkenan, mari beli buku pertama saya melalui link di bawah ini!
Mari Beli Buku Pertama Farhan!
Cerita baru lagi yaq cerita yang dulu ada sambungannya enggak, yang tentang siapa tuh yang berjuang jadi penulis
ReplyDeleteBenar yaa...
ReplyDeleteJika cinta, maka berjuanglah.
Berjuang demi kebaikan dan arti cinta itu sesungguhnya.
Semoga ini bagian dari ikhtiar keluar dari penjara dan in syaa Allah buku-buku tulisan Farhan menjadi amal jariyah.
Aamiin.
Tetiba ngapalin nama nama penyakit kelamin hihi.. baru tau ada klamidia apa itu. Trims tulisan ini slain nyastra juga ada selipan pengetahuan!
ReplyDeletePenyakit klamida ya.
ReplyDeleteLangsung googling saya.
Memperjuangkan sesuatu yang penting dan demi kebaikan.
Tulisannya menarik.
oooh berdasarkan kisah nyata toh
ReplyDeleteya bagus sih, memang perlu terapi untuk mengatasi hal itu
juga, memang tulisan sebagus ini, yang semendalam ini, biasanya berdasarkan pengalaman. kalau bukan pengalaman, ya pasti ada riset mendalam
keren, makasih uda berbagi
Sedih banget baca surat ini, karena memang benar, di balik semua senyum kepalsuan di depan layar ada air mata kesakitan, hikss...sedih banget, sehat selalu untuk Farhan dan bagus banget inspirasinya mencintai untuk menyembuhkan
ReplyDeleteWah, saya juga perlu nulis nih, judlnya surat untuk *A*
ReplyDeletesaya punya pengalaman yang sama sih, tidak kecanduan sangat sih masih bisa dikompromi lagian sebagai ilmu juga karena sudah nikah hehehe, cuman yah kadang ngerasa ngebuang waktu juga,
makasih curhatan berbagi jujurnya
Wah, terapi menulis ya. Sepertinya bagus nih, bukan hanya untuk pecandu pornografi saja tapi juga untuk para pecandu narkoba, rokok, atau hal-hal negatif lain. Tidak mudah memang keluar dari jeratan candu, tapi setidaknya dengan membuatnya menjadi bahan tulisan bisa mengeluarkan unek-unek. Dan bisa memberitahukan kepada orang lain sehingga bisa menjadi rem sosial jika kita akhirnya akan terseret kembali. Selamat berjuang, wahai para mantan pecandu.
ReplyDeleteAku pernah baca, ada pemain film porn* yg ternyata bayarannya enggak seberapa sementara dia akting adegannya pun diulang-ulang. Saya gak ngerti, buat apa mereka sampai segitunya?
ReplyDeleteLebih melegakan dg meninggalkan sesuatu karena kita harus sayang pada diri sendiri
Pecandu phornigraphygitu ya maksudnya??
ReplyDeleteYup. Yang divideokan itu cuma bohongan untuk kepentingan komersil.. hingga bisa berjam2..
Nyatanya dipernikahan gak gitu2 amat...
Tulisan yang menarik dan syarat dengan pengetahuan. Menjadi bacaan remaja bangus loh ini 😊
ReplyDeleteKecanduan itu benar-benar merugikan ya..sampai lupa teman dan lupa dengan kewajiban untuk belajar. Memang agak sulit untuk menghilangkan sebuah kecanduan. Tapi dengan usaha yang kuat, Insya Allah bisa terlepas dari jeratnya.
ReplyDeleteTerima kasih sudah sadar dan mau terlepas dari kecanduan pornografi. Ya, ada banyak aktor dan aktris di dunia film dewasa yang terjerat stres dan depresi. Serem banget membayangkan harus berakting dengan ceria dan liar padahal batinnya tersiksa. Terus menulis ya pakdok. Kalo bisa, sebagai orang yang bekerja di bidang kesehatan, terus menggalakkan edukasi bahayanya pornografi.
ReplyDeleteBuku ini sepertinya bisa jadi benteng iman buat tindakan preventif. Zaman now perlu ekstra kuat dan tambahan bergizi bagi jiwa ya kak
ReplyDelete