Nge-Diss dalam Hip-Hop (#PikiranGue Ep. 1)

Selamat sore semuanya. Just in case, selamat berbuka puasa bagi yang sedang membaca, meski gue sebenarnya tulis ini pada masih puasa, tapi mungkin bakal dipublish pas buka. Tergantung dari panjang tulisannya kok.

Jadi, kemarin ini skena hip-hop Indonesia kembali dihebohkan dengan lagu terbaru dari ECKO SHOW yang berjudul "Pikir Lagi" featuring Junior Key, Eizy dan Anjar Ox (anyway, ini bisa masuk Top 20 lagu hip-hop Indonesia versi gue)


Ada yang bilang bahwa lagu ini itu disebut-sebut ngediss rapper tertentu, terutama pada verse-nya Eizy. Bersamaan dengan lagu ini, muncul juga diskusi tentang hip-hop dengan tema diss yang dibuat oleh beberapa pelaku hip-hop (i still place myself as "penikmat" hip-hop). At least, pasca diskusi ini, gue juga sempat berpikir jika Hip-Hop itu pada awalnya ditujukan to share some positivity, kenapa harus ada yang namanya DISSING?

Mungkin kita coba sedikit menelusuri skena hip-hop Amerika terlebih dahulu, mungkin masih ada yang ingat soal beef (baca: permusuhan) yang terjadi antara Drake dan Meek Mill, ya ketika itu juga muncul beef antara Ghostface Killah dan Action Bronson juga sih. But, let's forget that first. We focus on Drake vs Meek Mill because it's more popular. Kita mungkin tahu bahwa Drake menang telak dalam beef tersebut, karena Drake udah drop dua lagu seperti "Charged Up" atau "Back To Back".

But, mungkin tidak sedikit yang bertanya, kenapa Meek Mill harus seberani itu sampe nge-beef dengan Drake?

Mari kita sedikit angkat terlebih dahulu esensi dari namanya itu "beef" yang kerap melahirkan "diss track".

sumber : gossip-moms.com
Pada intinya "diss track" sendiri adalah sebuah track atau lagu yang memang ditujukan untuk disrespect seseorang atau grup tertentu. Fenomena ini emang ngetrend di genre hip-hop, tetapi justru yang memulai malah musisi selain genre itu. Ada yang bilang "diss track" paling pertama itu justru dateng dari penyanyi soul bernama Joe Tex. Pada tahun 1962, dia drop lagu berjudul "You Keep Her" yang ditujukan ke mantan kekasihnya. Bahkan, penyanyi legendaris seperi John Lennon juga turut ikutan merilis "diss track" yang ditujukan ke Paul McCartney.

Bahkan, tahun lalu, ada yang bilang kalo track Taylor Swift yang "Bad Blood" itu juga diss track ke Katy Perry. Iya kan?


But, we all know that istilah "diss track" sendiri memang terkenal banget di genre hip-hop. Ternyata, bisa dibilang bahwa "diss track" sendiri yang melahirkan battle rap. Pada saat itu, ada sebuah momen dimana orang-orang saling menyindir orang lain dengan tujuan untuk menghilangkan fans dari orang yang kita sindir tersebut. Dan momen tersebut kelak berubah menjadi battle rap yang terkesan formal, dimana para rapper bisa mengejek dengan seni. Ya, we know lah, kita ngejeknya terkesan keren gitu, dengan mengutamakan rima dan flow juga. 

Battle rap pertama-tama berkembang dari sebuah kompetisi di klub New York ketika seorang rapper bernama Kool Moe Dee menantang Busy Bee untuk battle dari segi skill dan lirik. Tujuannya ketika itu untuk memperoleh atensi penonton, ya hampir serupa dengan yang kita lihat pada battle rap sekarang ini. Tetapi, kemarin aku pernah tonton sebuah video di Facebook ada battle rap justru malah jadi diskusi politik yang tetap disampaikan dengan ngerap.


Kool Moe Dee, salah satu originator dari battle rap
Sumber : tvone.tv
Tetapi, seiring perubahan zaman, fenomena "diss track" ini semakin berubah tidak hanya menjadi ajang sehat, bahkan juga ajang yang berdasarkan sensitivitas orang tersebut. Contoh simpelnya adalah beef yang terjadi di grup N.W.A pada akhir tahu 80an. Setelah sukses dengan album " Straight Outta Compton" yang disebut one of the hip-hop classic, terjadilah beef internal yang dimulai dengan Ice Cube rilis diss track berjudul "No Vaseline". Ditambah lagi dengan bubarnya N.W.A, terjadi juga beef antara Dr. Dre dan Eazy-E dimana mereka berdua turut saling merilis diss track dengan "Dre Day" dan "Real Muthafukkin G"

N.W.A dengan penghargaannya, sebelum mereka terpecah
Sumber : ambrosiaforheads.com
Beef dan diss track di hiphop menjadi semakin luas ketika terjadi beef antara West Coast dan East Coast yang dipuncaki dengan beef antara Tupac Shakur dan Notorious B.I.G. Sentimen terhadap beef tersebut sangat tinggi hingga berlanjut di The Source Awards tahun 1995 yang diadakan di New York. Di event tersebut, artis dari West Coast selalu dicemooh setiap naik ke panggung.


East Coast VS West Coast yang sempat melegenda di medio 90an
Sumber : pinterest.com

The Source Hip-Hop Awards 1995, salah satu momen bersejarah bagi skena Hip-Hop seluruh Amerika
Sumber : musicnerdery.com
Beef antara Tupac dan Biggie memang harus berakhir secara tragis dimana kedua artis tersebut meninggal karena ditembak. Tetapi, kematian mereka tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan sampai sekarang. Mungkin mereka sudah berdamai dan nongkrong bareng di warteg terdekat, kita ga tau.

Pasca beef itu, beef di dunia hiphop memang tidak menerapkan kekerasan, hanyalah perang dan sindiran via kata kata. Meski, sentimen negatid masih menjadi alasan untuk adanya beef. Contohnya beef antara Jay Z dan Nas yang melahirkan lagu "Takeover" dan "Ether" yang disebut sebagai salah dua lagu diss hiphop terbaik sepanjang masa. Atau ke beef yang kurang relevan sekarang seperti 50 Cent dan Ja Rule atau Eminem lawan Nick Cannon.

Beef antara Jay-Z vs Nas di awal 2000an disebut sebagai beef paling monumental terutama di skena East Coast
Sumber : sosoactive.com
Mungkin, setelah baca tulisan ini, pasti para pelaku dan penikmat hiphop bertanya,

"Harus ga sih rapper itu ngediss?"

Gue lebih setuju jika rapper itu memberikan kritik pedas tapi sehat ke rapper, ya mungkin seperti lagu ini lah (promosi).


Soal itu, gue kemarin sempat diskusi (apapun lah itu) sama Tuan Tigabelas (silahkan search di YouTube, rapper underground dan keren loh itu). Dari sana, dapat gue simpulkan bahwa rapper ngediss itu boleh-boleh saja, tapi ya sekali lagi, jangan sampai kita jadi populer gara-gara ngediss. Or, jangan sampai lagu terbaik kita malah lagu diss ke rapper tertentu, atau waktu kita habis terbuang untuk begituan. Show us your good quality.

Jangan jadi rapper hanya menang gara-gara diss doang, tapi pas bikin lagu tema tertentu, malah wack. Kamu juga jadi korban diss ntar sama rapper lainnya. Stop wasting your time for it!

Or, let's say this, jika kamu sudah ngediss rapper, sebut saja namanya si L (for loser), berarti kamu sudah berada dalam tekanan untuk membuktikan ke fans si L itu bahwa you are better than that person. It means that you should also improve your level in the game. Lots of pressure.

"Diss track yang sukses itu gimana sih?"

Ya.. pada intinya, benar-benar mengutarakan fakta yang ada di lapangan, dan tentu saja karena rapper, harus disertai dengan lirik yang canggih disertai dengan beat oke. Selain itu, menurutku, diss track itu sukses jika fans dari rapper yang kita diss itu juga turut menghargai lagu tersebut. Bahkan, mungkin saja beralih dari fans dia ke fans kamu.

It happens everytime, bro!

"Harus ga sih diss track itu ada videonya?"

Let me tell you. Dalam beef hip-hop atau mungkin musisi lain, mereka pasti akan ngeluarin diss track. Sehingga, dapat disimpulkan pemenang yang absolut itu adalah fans dari masing-masing pihak, karena kalian dapat lagu yang baru dari artis tersebut. Tapi, kembali lagi, bahwa tidak semua diss track yang keren punya video klip, contohnya Ether, Takeover, bahkan Back To Back juga ga ada videoklipnya. Salah satu hal yang unik dari diss track itu adalah kita benar-benar akan memahami apa sih yang sebenarnya rapper itu katakan.

Jadi, buat apa kita bikin video jika akhirnya kita hanya mendengarkan lagunya saja dan memahami liriknya? Lagian, tidak semua lagu juga harus pake video klip. Biarkan fans aja yang membayangkan tema lagu ini di pikirannya.

One more time. We listen to the music, not watch the music. THAT'S DIFFERENT ON SO MANY LEVEL!

"Bagaimana sih kita sebagai fans merespon diss untuk rapper favorit?"

Apresiasi aja lah, emang kamu bisa? Aku juga ga bisa kok. Terus mengkritik itu apa? Itu juga bagian dari apresiasi sih sebenarnya.

"Bikin diss track itu kayak gimana sih?"

YA BIKIN AJA! NGAPAIN HARUS NANYA? Intinya, lebih baik kamu bikin lagu jika bisa ketimbang kamu ngoceh ga jelas di sosial media, kayak beefnya Iggy Azalea dan Azealia Banks yang hanya berlangsung di Twitter. Ya, sama aja sih kayak cabe-cabean kelahi sebenarnya.

Kalo emang ga mau keduanya, ya tetap kritik saja, dengan argumen yang mantep.


Referensi:
1. Artikel "The Guardian" tentang Diss Rap
2. Wikipedia dari "Diss Track"

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Buruk di Sepertiga Terakhir Malam

sebuah reuni | detik-detik terakhirmu

Puisi | Menanti Waktu Berhenti