sebuah reuni | detik-detik terakhirmu


Ini adalah bagian ketiga dari mini-novel berjudul "sebuah reuni". Dua bagian pertama bisa dibaca di sini.
Bagian 1 : mimpi tentangmu

Bagian 2 : tempat aku menangis

-------------------------------------------------------------------------------------------------

"Cinta, aku memang tinggal sendiri. Meskipun itu, aku lebih nyaman di sini daripada di sana. Tentu saja, aku tidak akan ketemu dengan pria brengsek itu lagi selamanya. Tapi, entah kenapa, aku membutuhkan seorang teman, maukah kamu menemaniku di sini?
Setiap detik. Setiap menit. Setiap jam. Kamu juga tentunya pasti bosan dengan dunia tempatmu itu. Jaga di ruangan para pesakitan yang hanya berdiri di perbatasan antara hidup dan mati. Iya kan?
Cinta, mari kita menjalani hidup bersama untuk pertama dan terakhir kalinya. Itu yang kamu inginkan, bukan? Aku bahkan masih mencintaimu hingga sekarang ini."
Sontak, aku kembali terbangun dari mimpi yang benar-benar membingungkan itu. Entah kenapa, tema yang ada dari mimpi minggu ini selalu tentang gadis itu. Setiap hari, dia selalu muncul dengan pesona yang berbeda. Masih dengan rambut yang sama, rambut sebahu yang masih menjadi favoritku jika kita berbicara tentang gadis itu. Bajunya masih rapi dan sopan, kali ini dia memakai sebuah bando yang sangat mengkilat.
Jika memang berbicara tentang rindu, memang apa yang gadis itu katakan ada benarnya. Selama dia masih hidup, kami memang terpisah jarak yang sangat jauh. Dia tinggal di Jepang, sedangkan aku tinggal di Indonesia. Beda negara, beda budaya dan juga beda bahasa. Sebuah pertemuan di Jogja berhasil mengikatkan cinta di antara kami berdua. Namun, sekarang, semua hanya kenangan. Kami berdua hanya bisa merenungi itu dalam dunia yang berbeda.
Antara yang fana dan yang abadi.
OoOoOoOoOoO
"Mas Gani, nanti sore jaga di RS kah?"
Chat dari Uni Fika menjadi teman hangat di kala aku menikmati pagi bersama kopi. Masih di minggu libur, hari ini kerjaanku hanyalah menonton koleksi drama Jepang yang masih belum aku selesaikan. Dari chat itu, Uni Fika memintaku untuk bertemu dengannya di sebuah warung kopi yang letaknya tak jauh dari tempat kos. Katanya, Pak Yusuf ingin memberikan sebuah rekaman kepadaku. Menurutnya, itu adalah hasil dari perenungan setelah pertemuan kemarin itu.
OoOoOoOoOoO
"Mas Gani, Sebenarnya, Bapak tadi mau ngajak kamu main ke rumah. Namun, kondisi kesehatan memintanya untuk beristirahat. Sehingga, dia memutuskan untuk memberikan kamu sebuah rekaman. Ini sudah aku taruh di flashdisk. Kamu dengerin aja, nanti jika sudah, Bapak akan infokan lanjut lagi untuk pertemuan berikutnya."
"Baik, Uni. Terima kasih banyak. Semoga bapak cepat sembuh, ya."
"Iya. Ohya, kalo boleh tau, gadis itu masih sering ada di mimpimu kah sekarang?"
"Loh, tau dari mana, Uni?"
"Ya, kemarin aku dengar pas Bapak bikin rekaman itu. Kalo ga salah, namanya Nanako kan ya?"
"Iya, benar."
"Yaudah, kalo gitu. Diminum dulu itu kopinya."
OoOoOoOoOoO
Di warung kopi itu, kami berdua langsung cerita soal banyak hal. Mulai dari kisah sosok Nanako itu sendiri sampai cerita Pak Yusuf tentang istrinya yang meninggal 7 tahun yang lalu karena komplikasi dari penyakit diabetesnya. Tentu saja ada bahasan tentang kenapa Uni Fika tetap bertahan tinggal dengan Pak Yusuf di kala saudara-saudaranya sudah pindah ke berbagai macam kota. Selain karena suaminya yang memang kerja di sini, juga karena rasa balas budi yang dalam atas kebaikan Pak Yusuf saat keluarganya sempat menderita kesusahan dulu.
Setelah berbincang sekian lama, kami berdua pun langsung pamit undur diri. Tidak lupa juga, Uni Fika meminta supaya rekaman itu didengarkan dalam kondisi rileks tanpa pikiran apapun.
OoOoOoOoOoO
Setelah menyelesaikan berbagai keperluan di hari itu, aku langsung ambil flashdisk yang dipinjamkan Uni Fika tadi. Untung saja, besok masih libur dan kerjaan yang lama sudah selesai, sehingga tidak ada hal kurang mengenakkan yang mesti masuk di pikiran hari itu. Begitu juga dengan panggilan rutin ke ortu, sudah aku lakukan. Sekarang, hanya ada aku dan rekaman suara yang akan segera aku buka. Entah, kenapa jantungku berdebar kencang saat menunggu apa yang ada di dalam rekaman itu.
Aku langsung genggam gawaiku untuk mendengarkan semua rekaman ini. Sebelumnya, aku rapikan semua posisi tidurku senyaman mungkin.
OoOoOoOoOoO
"Selamat datang kembali, Anak Muda. Seperti yang kamu sudah tahu, ini dengan saya, Pak Yusuf. Saya minta maaf sebelumya karena harus melakukan sesi ini melalui jarak jauh.
Beberapa hari ini, kondisi kesehatan saya sudah menurun. Sehingga, saya benar-benar harus menjaga diri dari banyak hal, mulai dari makanan, minuman bahkan sampai aktivitas fisik pun harus dijaga ketat. Untung saja, anak saya, Fika, masih mau membantu saya dari banyak hal. Mulai dari kontrol rutin ke Rumah Sakit hingga minum berbagai macam obat-obatan yang ada.
Anak Muda yang terhebat, untukmu aku coba segala kemampuanku untuk merajut beberapa elemen dari mimpi yang kemarin kamu ceritakan di sesi terakhir itu. Saya sempat coba ketemu lagi dengan gadis itu. Ternyata, memang benar, gadis itu sangat cantik sekali. Dia juga orangnya sangat baik. Sejujurnya, berbicara tentang gadis itu mengingatkanku akan istri saya saat muda dulu.
Rambut sebahu berwarna coklat gelap dengan sebuah mahkota perak di atasnya, mata yang cukup bulat, dengan kontur hidung yang sangat bagus. Senyumnya pun sangatlah menawan, agak tertutup, tapi benar-benar merona. Ukuran tubuhnya juga relatif proporsional, dan juga pakaian yang dia kenakan sangat sopan. Dia kala itu muncul dengan baju kurung warna putih, dan celana jeans yang panjang.
Saya coba datang menghampirinya, dia sepertinya masih sangsi akan kedatanganku. Terlihat raut muka yang cemas, entah karena trauma atau bagaimana. Saya coba jelaskan bahwa saya di sini tidak untuk menganggu, hanya untuk berkenalan sebentar. Dan, akhirnya, setelah sekian lama negosiasi, akhirnya dia pun setuju untuk berbincang sejenak.
Dari situ, saya mulai kenal bahwa gadis itu bernama Nanako. Nama yang sangat indah. Saya coba ceritakan bahwa saya kenalan kamu dan ingin menanyakan beberapa hal terkait hubungan kalian berdua. Dia pun mulai nyaman bercerita tentang apapun yang saya tanyakan.
Ternyata, hubungan kalian berdua memang sangatlah baik. Rasa cinta yang kalian berdua pupuk memang sangat besar. Mungkin saja, jika semesta mengizinkan, kalian akan berakhir di sebuah mahligai pelaminan. Itu juga yang gadis itu bayangkan saat kita berbicara dulu. Menikah, bulan madu, kemudian punya anak, dan ngurus anak masing-masing. Di situ, saya mulai merasakan ada sebuah kesalahan di sana. Kesalahan yang menyebabkan apa yang sebenarnya terjadi selama sesi ini. Kamu merasa dihantui oleh sosok Nanako, kematiannya membuatmu selalu merasa bersalah akan apa yang terjadi. Kamu selalu dihantui oleh perasaan tentang bagaimana jika kamu bisa memutar waktu ke masa dimana Nanako itu dibunuh oleh mantannya yang kurang ajar itu.
Anak Muda, setelah sesi itu, saya sempat coba dalami apa yang membuat Nanako itu dibunuh. Saya coba arahkan proyeksiku ke titik yang sama itu. Selama itu, kamu coba pejamkan kembali matamu sejenak. Saya akan ajak kamu berpetualang menyaksikan secara gamblang, apa yang terjadi pada titik itu. Lebih tepatnya, 27 Desember 2019, pukul 20:00 waktu Jepang, lokasinya di kawasan Tokyo. Terus terang, cerita ini akan terkesan menyeramkan. Jadi, tahan dulu emosimu lebih lanjut lagi."
OoOoOoOoOoO
Di saat itu, Nanako sedang berjalan kaki setelah pulang menikmati segelas kopi di kafe dekat kantornya. Kala itu, dia sudah lelah bekerja seharian di kantornya menyelesaikan beberapa artikel kuliner yang dia buat. Salah satunya artikel yang dia tak sabar untuk dirilis adalah artikel tentang Gudeg Jogja yang dia bikin saat mengunjungi Jogja dulu. Ya, sebuah kota tempat dia bertemu dengan seorang cowok yang kelak akan menjadi tambatan hatinya. Dia tidak sabar untuk membagikan tulisan itu dan menunggu tanggapannya.
Nanako pun langsung menutup laptopnya dan jalan ke tempat pentitipan sepeda. Dari situ, dia langsung bergerak menuju ke rumahnya yang hanya memakan waktu 10 menit dengan sepeda. Saat dia sudah mendekati tempat penitipan tersebut, kepalanya tiba-tiba pusing, dan dia langsung tidak sadarkan diri beberapa saat. Melihat itu, ada dua orang cowok yang datang dan bergegas untuk menolongnya.
"Permisi. Apakah kamu tidak apa-apa? Tolong, bangunlah! Aku akan membawamu segera ke Rumah Sakit untuk penanganan lebih lanjut."
Nanako masih tidak merespon panggilan salah satu cowok tersebut. Salah satu orang terdekatnya mencoba untuk memanggil paramedis terdekat. Namun, mereka menolak dan menganjurkan untuk membawanya ke Rumah Sakit.
"Aku tadi masih meraba ada nadi di lehernya, nafasnya juga masih spontan. Aku sendiri juga tenaga medis yang sekarang sedang liburan. Sepertinya, dia tidak mengalami gangguan pada jantung. Kami akan bawa dia ke Rumah Sakit terdekat untuk pertolongan cepat. Mungkin saja, dia kekurangan gula darah atau semacamnya. Kebetulan, kami ada mobil yang bisa membawanya segera."
Mendengar penjelasan cowok itu, orang-orang langsung mundur dan lantas, Nanako langsung diangkut dalam sebuah mobil.
OoOoOoOoOoO
Tanpa disadari, Nanako justru dibawa oleh mobil itu bukan mengarah ke Rumah Sakit, melainkan ke sebuah tempat yang tidak dikenal. Di dalam mobil itu, Nanako diikat dan wajahnya ditutup sebuah topeng. Di saat itu, Nanako masih belum sepenuhnya sadar. Dia benar-benar tidak tahu bahwa dia telah dijebak oleh sekelompok orang. Sepertinya, pingsan tadi justru terjadi karena ada obat tidur yang dimasukkan dalam segelas kopi yang dia minum. Bukan karena kekurangan darah atau bagaimana.
Mereka langsung mengangkat Nanako ke sebuah rumah mewah. Di situ, mereka sudah ditunggu oleh seorang pria. Wajahnya sangat klimis, rambutnya cepak, dan postur badannya sangat proporsional, cukup muscular untuk orang sepantarannya. Dari tampakan luarnya, bisa disimpulkan dia merupakan seorang model pakaian terkenal di Jepang, atau tidak, anak seorang pengusaha kaya. Nanako langsung ditaruh di sebuah kursi dan kembali diikat.
Topengnya tadi langsung dibuka dan pria itu langsung tertawa terbahak-bahak.
OoOoOoOoOoO
"HAHAHAHA! AKHIRNYA KAMU DATANG KEMBALI KE TEMPAT INI. KAMU INGAT TEMPAT INI?? BANGUN!"
Nanako waktu itu masih belum sepenuhnya terbangun. Dia hanya meronta-ronta bingung mau dibawa ke mana.
"MANA ITU COWOK YANG KATANYA KAMU SUKA ITU, HAH?? DIA SUDAH JAUH DI SANA!!! KAMU MASIH MENGHARAPKAN CINTA DARI DIA."
Nanako tetap tidak menjawab perkataan itu, sehingga emosi pria itu semakin menjadi.
"KAMU TETAP TIDAK MAU JAWAB, HAH??? SEKARANG AKU TANYA, COWOK ITU BISA NOLONG KAMU GAK SEKARANG?"
"DIA ITU SUDAH LUPA SAMA KAMU. DIA GAK AKAN RELA TERBANG SEJAUH ITU KE SINI UNTUK NOLONGIN KAMU SEKARANG JUGA. KALOPUN IYA, DIA JUGA GAK AKAN NOLONG KAMU. DIA ITU ORANG LEMAH!!"
Nanako yang mulai setengah sadar pun tidak bisa berkata apa-apa, hanya bisa meronta-ronta mengeluarkan air mata. Dia mulai paham bahwa sekarang dia berada di rumah mantan pacarnya, Hitoshi. Baginya, Hitoshi adalah orang yang posesif dan sering berlaku kasar padanya. Awalnya, Hitoshi ini merencanakan untuk menikah dengan Nanako. Namun, karena satu hal, Nanako menolak karena Hitoshi diketahui telah selingkuh dengan teman dekatnya. Diketahui ternyata, Hitoshi ini juga putus dan menuding bahwa Nanako adalah penyebab kenapa Hitoshi gagal menikahi teman dekatnya ini.
Itu juga yang membuat Hitoshi menyimpan dendam yang terlalu dalam dengan Nanako ini. Dapat dilihat dari bagaimana Nanako sering mendapatkan ancaman pembunuhan via SMS dari sosok yang dituding merupakan kenalan dari Hitoshi. Ancaman ini semakin intens terjadi setelah Nanako mengunjungi Jogja.
Mengetahui kejadian tersebut, Nanako tidak bisa mengharapkan apa-apa. Dia sudah paham bahwa hidupnya akan selesai dalam beberapa waktu ke depan. Mengharapkan bantuan dari kota Jogja juga berakhir percuma. Dia hanya berharap bahwa dia tidak berakhir seperti Junko Furuta yang harus mengalami penganiayaan fatal dalam waktu yang lama dan sangat menjijikkan hanya karena menolak permintaan pacaran dari seorang anggota kasta rendah di geng Yakuza.
OoOoOoOoOoO
"Nanako, kamu tahu, ketika aku selingkuh dengan Reiko dulu, aku benar-benar merasa menyesal. Aku tahu bahwa Reiko adalah cewek yang benar-benar keji. Dia hanya memanfaatkan kekayaanku untuk bersenang-senang. Aku benar-benar rindu dengan cewek sepertimu. Nanako. Tapi, ketika aku mengajakmu balikan, kamu justru lebih memilih cowok tidak jelas dari Indonesia itu. Kamu pikir dia bisa memberikanmu kebahagiaan? Tidak kan? JAWAB!"
"DIA TIDAK BISA MEMBERIKANMU MOBIL SECANGGIH INI! DIA TIDAK BISA MEMBERIKANMU RUMAH SEBESAR INI. HANYA AKU YANG BISA MEMBAHAGIAKANMU. TAPI, KENAPA KAMU PILIH DIA???"
"NANAKO, JAWAB!!!!"
Nanako tetap bersikeras untuk tidak menjawab pertanyaan Hitoshi. Yang dia inginkan hanya semuanya berakhir dengan sesegera mungkin.
"NANAKO, AKU MENCINTAIMU LEBIH DARI APAPUN! SEHIDUP DAN SEMATI. KITA DITAKDIRKAN UNTUK ITU, NANAKO!"
Sontak, tidak ada suara lain lagi yang muncul setelah teriakan keras itu. Hitoshi langsung menancapkan pisaunya ke seluruh bagian tubuh Nanako. Setelah Nanako dipastikan tewas, Hitoshi langsung membuka ikatan tali yang ada di Nanako dan mengerayangi seluruh tubuhnya, seperti yang dia selalu bayangkan saat mereka berdua masih pacaran dulu. Setelah Hitoshi merasa puas, Hitoshi turut mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri.
Hitoshi dan Nanako pun menghembuskan nafas terakhir di rumahnya.
OoOoOoOoOoO
Anak Muda, begitulah kejadian yang sebenarnya terjadi di balik kematian Nanako itu. Sejujurnya, bisa dibilang bahwa kamu juga secara tidak langsung berperan atas itu. Tapi, apa yang bisa dilakukan, mustahil bagi kamu untuk bisa menolongnya. Mungkin, cara yang paling mungkin adalah meminta Nanako untuk tidak mampir ke kafe itu lagi. Tapi, itu adalah hal yang sangat tidak memungkinkan. Mungkin, jika kamu ke sana, Nanako juga akan mengajakmu untuk mampir ke kafe itu.
Anak Muda, saya juga paham betapa besarnya rasa cintamu kepada Nanako. Namun, kita tidak bisa menduga apa yang kelak akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Dengan cara apa kita dipanggil oleh Tuhan kelaknya. Apakah ada orang yang akan membawa kita ke sana? Atau justru, malah kita perlahan-lahan yang dipanggil ke sana? Entahlah. Tidak ada yang bisa menebak apa yang telah digariskan Tuhan ke depannya. Jadi, anak muda, selagi kamu masih bisa bernafas, manfaatkanlah hidup ini sebaik mungkin.
Ohya, satu lagi, saya sudah membujuk Nanako untuk tidak hadir lagi dalam mimpimu. Saya tahu dia sering sekali mengajakmu untuk tinggal bersamanya di tempat itu. Untungnya, Hitoshi sendiri sudah tinggal di tempat yang berbeda, tempat yang penuh dengan keramaian dan justru tidak menyenangkan. Tempat itu sangatlah panas dan benar-benar menyeramkan untuk dihuni, lebih parah dari kumpulan rumah para kaum papa di bumi.
Anak Muda, jika dilihat lebih dalam lagi, apa yang sebenarnya terjadi itu justru berawal dari dirimu yang tidak menerima kematian Nanako yang begitu kejam. Itu adalah respon normal dari orang yang kehilangan sosok berharga. Kamu pasti tahu soal lima fase duka. Saya mengerti apa yang kamu rasakan. Saatnya, kamu coba perlahan-lahan berdamai dengan semuanya.
OoOoOoOoOoO
Baiklah, Anak Muda. Sesi ini akan segera kita akhiri. Jika kamu ingin menangis, silahkan menangis. Jangan pernah menahan air mata itu untuk keluar. Biarkan dia mengalir dengan damai, bersamaan dengan segala kenanganmu tentang Nanako. Saya akan memberitahukanmu tentang sesi berikutnya. Semoga kamu lebih kuat nantinya di sesi ini. Karena, semua orang masih membutuhkanmu untuk tetap berada di sini. Tuhan masih menginginkanmu untuk bertahan di sini. Lupakan Nanako, lupakan juga semua rasa dendam yang kamu simpan itu.
Sampai jumpa.
OoOoOoOoOoO

Comments

  1. Entah kenapa kalau membaca serial thriller seperti ini aku enggak berani ya, sama seperti ketika sedang menonton film genre thriller.

    Di paragraf mobil tidak menuju rumah sakit tapi belok ke rumah mewah, aku stop sampai di situ...enggak berani meneruskan. Kata-kata lebih detail daripada visual, hiks .... gak kebayang rasanya sampai-sampai kekasih Nanako harus konsultasi ke psikolog.

    ReplyDelete
  2. Sudah lama sekali sejak terakhir membaca kisah Nanako ini, hmm sedih sekali ternyata Nanako sudah tiada. Aku penasaran bagaimana Nanako hadir di mimpi tokoh utama ini, ceritanya bagus bikin penasaran akan kelanjutannya :3

    ReplyDelete
  3. Em, anu. Serem ya. Bayangin ada orang yang terobsesi pada orang lain seperti itu bahkan sampai mengakhiri nyawa mereka

    ReplyDelete
  4. Aku takut membaca lanjutannya. Aku penakut. Aku bahkan tidak ingin berkomunikasi dengan orang di dunia berbeda

    ReplyDelete
  5. Aku bayangin nya yg pas eksekusi nanako itu seperti adegan yg ada di Drakor Time. Uuwuuuuhhh. Ngeriii

    ReplyDelete
  6. Hmm, kalo saya sih jujur untuk pemberi rasa tegas atau emosional gak harus selalu menggunakan full huruf kapital. Dengan menggunakan tanda seru pun cukup. Tapi yah balik lagi ke selera sih, hahaha

    ReplyDelete
  7. Berasa horornya setelah baca sampai akhir. Saya tipe yang selalu membayangkan apa yang dibaca. Jadi serem juga waktu ngebayangin kejadian di rumah Hitoshi. Malah cenderung sadis

    ReplyDelete
  8. Ini obsesinya membuat rasa penasaran hehehe. Membaca setiap tulisan, melihat bagaimana Nanako dikuti gerak geriknya. Pasti sudah membayar banyak orang untuk ikut menguntit. Duh... kok ngga sadar seperti dawasi CCTV 24 jam.... mantap kang!

    ReplyDelete
  9. Kehidupan manusia itu kalau diputar gambarannya memang bagaikan adegan film yaa...
    Aku sungguh putus asa saat tahu Nanako diculik oleh sang mantan.
    Keputusasaan itu membuatku berpikir untuk terus membaca kalimat demi kalimat di cerita ini.
    Hingga akhir cerita...
    Aku berharap, Nanako bahagia di dunianya yang sekarang.
    Tersenyum.
    Dengan manisnya...

    ReplyDelete
  10. Hedeh serem amat itu cowok posesif serta ada kelainan jiwa, trus akhirnya ikutan bunuh diri. Saking cintanya, tapi kok ya selingkuh huhuhu.

    ReplyDelete
  11. Sebegitunya ya, kalau psikopat sakit hati karena cinta. Seteam juga, jalan ceritanya. Semoga tidak ada sosok Nanako asli.

    ReplyDelete
  12. Awalnya aku kira cerita tentang hantu tapi ternyata tentang psikopat ya. Serem juga kalau orang psikopat udah ada maunya. Jujur Kak saya bacanya loncat-loncat nggak berani baca detailnya. Apalagi malam hari, hehehe.

    ReplyDelete
  13. Cinta yang sangat dalam ditambah peristiwa mengerikan yang dialami sang kekasih. Laki - laki ini butuh energi luar biasa dan mentor mumpuni agar bisa melepas semua kenangan dan rasa sakitnya.

    ReplyDelete
  14. Kaya lagi nonton dorama Jepang deh baca cerpen ini,, mengulik memori saat masih rajin baca komik Jepang dulu

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih telah mengunjungi blog pribadi saya. Jika suka, jangan sungkan-sungkan lho untuk berkomentar. Salam kenal!

Popular posts from this blog

Cerita Buruk di Sepertiga Terakhir Malam

Puisi | Menanti Waktu Berhenti