Maafkan Aku, Hippocrates!

18 September 2018, 09:32 p.m (GMT+7)


"Kamu itu katanya calon dokter, tapi kok ga pandai ngebaca isi hatiku sih. Ga layak tuh jadi dokter. Kamu emang cowok paling buruk yang pernah aku temui, Farhan."

Pesan Instagram itu muncul beberapa hari sebelum aku menjalani rangkaian UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter), sebuah ujian yang benar-benar menentukan apakah aku sudah layak untuk mengalungi gelar "dr." atau tidak di sebelah kiri namaku. Pesan itu dikirimkan oleh seorang cewek dari kota besar di Jawa Barat yang aku kenal via sosial media. Ya, aku tidak akan bercerita tentang apa sebenarnya yang terjadi di balik munculnya kalimat itu. Karena, memang di situ, aku merasa bahwa aku yang layak disalahkan atas itu.

Beberapa bulan lalu, aku sendiri mungkin akan setuju dengan kalimat tersebut. Di kala itu, aku benar-benar merasa tidak layak jadi dokter. Benar-benar tidak menikmati bagaimana rasanya berjuang di hampir semua departemen saat rotasi klinik. Hanya datang, singgah, cari kasus, terus pulang. Kalau dapat jadwal jaga, ya jaga. Namun, benar-benar, aku tidak merasakan ada ilmu satupun yang masuk kala itu. Yang ada di pikiranku saat rotasi klinik hanyalah bagaimana cara untuk mencari pemasukan lain, dan bisa keluar jadi dokter. Mungkin, jika dihitung, banyak sekali momen dimana aku sering bertengkar dengan orangtuaku soal keinginanku untuk berhenti jadi dokter. Tidak terhitung juga hari dimana muncul pikiran bunuh diri di otakku.

Hal itu juga sering aku ungkapkan di akun sosial media. Bahkan, dengan bangganya aku pernah membuat penjelasan di profilku sebagai "Calon dokter yang akan mengabaikan sumpah Hippocrates", Sekedar info, Sumpah Hippocrates sendiri adalah sebuah sumpah yang diucapkan setelah dinyatakan lulus dalam UKMPPD. Itu adalah rangkaian dari janji kita selama berprofesi sebagai dokter kelak. Benar-benar kondisi kala itu sangatlah chaos. Sampai, aku pun harus menunda kelulusanku dalam rotasi klinik karena masalah di satu stase. Sehingga, tidak bisa di-"sumpah" bersama teman-teman kelompok koassku.


Tapi, perlahan, aku pikir, mungkin memang inilah yang terbaik bagiku. Di sela waktu kosong, aku mulai belajar beberapa materi ketinggalan dan menebus segala dosaku kepada Hippocrates, meski sebenarnya baru hanya berniat saja. Mencoba belajar materi baru khususnya untuk persiapan UKMPPD sembari memikirkan apa tujuan hidupku yang sebenarnya. Lantas, aku pun mulai berpikir bahwa mungkin masuk ke Fakultas Kedokteran memang sudah menjadi takdir yang harus aku jalani. Mengingat bagaimana perjuangan yang dialami, cibiran dari seorang teman SMA yang menyangsikan jika aku masuk Kedokteran. Dan, masih banyak lagi. Aku pun mulai berpikir,

It's better this way, Farhan. Yeah, it's better this way!

Aku memiliki keinginan besar untuk menjadi penulis dan juga pengajar (meski kemampuan bicaraku masih dipertanyakan). Orangtua juga berkata bahwa sebenarnya tanpa gelar yang konkrit, orang tentu akan mempertanyakan kesahihan tulisanku. Dan, cukup jarang juga ada seorang dokter yang handal dalam menulis berbagai hal. Dari situ, aku pun merasa bahwa memang aku harus mencoba kembali mengumpulkan niat menjadi Dokter. Niat yang sempat aku pupuk namun hilang di kala rotasi klinik yang penuh dengan drama.

Dan, sontak setelah dinyatakan lulus dalam fase rotasi klinik. Langsung, persiapkan buat UKMPPD. Persiapan di kampus aku ikuti sebaik mungkin. Entah itu, buat CBT (semacam ujian teori berbasis komputer) ataupun OSCE (semacam ujian pasien yang dinilai dengan rubrik). Tentu saja, dengan dukungan dari keluarga, dosen kampus, tutor bimbel, dan teman-teman belajar kelompok yang dahsyat. Dari situ, aku mulai berpikir bahwa menjadi Dokter itu sebenarnya memang indah, terutama dari segi keilmuan dan status sosial yang cukup tinggi di mata masyarakat. Lambat laun, keraguanku akan menjadi seorang Dokter pun sudah mulai pupus satu persatu.



Ya, dan, keraguan itu telah hilang setelah pengumuman tadi pagi sekitar jam 6an. Di saat aku sedang menonton video lucu di YouTube dan mengunduh video-video lainnya, aku tiba-tiba mendapat chat dari seorang teman di FK UNAND yang ikut UKMPPD di periode Agustus,

"Assalamu'alaikum, Bro. Alhamdulillah kamu lulus keduanya, Bro."


Chat itu juga disertai lampiran daftar kelulusan UKMPPD yang dibagi secara nasional. Sontak, aku pun langsung sujud syukur, memeluk Ibu yang sedang di rumah, dan menelpon Bapak yang kerja di Batam. Reaksi mereka tentulah bahagia, begitu juga denganku. Mengingat, beberapa hari menjelang pengumuman itu, aku selalu deg-degan memikirkan berbagai macam skenario jika aku dinyatakan tidak lulus. Bahkan, hari-hari sebelumnya, aku selalu cek telponku menanti ada pengumuman. Dan, ternyata munculnya justru di kala aku berpikir tidak akan ada pengumuman. Memang, kami semua sempat sebal dengan Panitia Nasional UKMPPD yang menunda waktu pengumuman, membuat kami semua deg-degan dicampur pasrah. Namun, sudah lega semuanya dengan fakta bahwa aku lulus

Terima kasih kepada Allah swt karena telah mengabulkan segala do'aku!

Terima kasih kepada Orang tua yang telah menyemangatiku di kala aku sempat terjatuh, selalu membangunkanku di pagi hari untuk belajar, meski ujungnya tertidur lagi. Heheh.

Terima kasih kepada semua pengajar yang telah membimbing entah itu di rotasi klinik atau saat persiapan UKMPPD

Terima kasih kepada semua teman yang telah menemaniku selama kuliah di FK, entah itu saat rotasi klinik, ataupun persiapan UKMPPD ini.

Terima kasih juga buat seluruh teman yang aku kenal atas dukungan dan doanya selama ini.



Dan, untuk teman yang telah memberikan pesan Instagram tersebut, aku mencoba untuk mengontakmu namun respon yang kamu berikan selalu negatif hingga semua kontakmu sudah terblokir, termasuk itu Instagram. Terpaksa, aku kontak dirimu di blog ini.

Aku hanya ingin meminta maaf atas segala keburukanku, itu aja kok. Aku hanya menunggu responmu, dan masih menunggu sampai sekarang. Karena pesanmu itu, aku pun memahami segala kekuranganku dan aku akan menghapus itu.

Terima kasih atas segala kritikanmu yang cukup pedas. Terima kasih banyak!

Dan, untuk Hippocrates yang hampir aku langgar, aku benar-benar meminta maaf atas niat tersebut. Maafkan aku, Hippocrates! Sudah saatnya, aku akan ikuti sumpahmu demi kebaikan semua khalayak ramai. Aku sudah ingin menjadi dokter yang layak diterima oleh masyarakat. Mengobati apapun yang dikeluhkan mereka.



Bismillah!
Mohon doanya, teman-teman!




With love,


dr. Farhandika Mursyid


NB : It's time to bring back Dokter Foramen! Setelah kontemplasi sekian lama karena bingung akan status kelulusan UKMPPD aku sendiri. Let's bring Dokter Foramen back! Tapi, ga di blog ini loh.

Comments

  1. Selamat untuk kelulusannya Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter, semoga diijabah doa harapan baiknya untuk menjadi dokter yang layak diterima. Serta semoga menjadi dokter yang amanah, dan bisa mengikuti sumpah Hipocrates.

    ReplyDelete
  2. Selamat mas Farhan! setalah semua perjalanan panjang yang telah dilalui akhirnya lulus juga, semoga ilmu serta gelarnya bermanfaat dan bisa mengabdi pada masyarakat :) atas nama kemanusiaan :D

    ReplyDelete
  3. Greaaat job, Kak Farhan. Luar biasa perjuangannya, dan Alhamdulillah hasilnya membahagiakan dan dapat membuktikan pada diri sendiri dan orang lain. Semangat terus ya, Kak. Tugas mulia menanti!

    ReplyDelete
  4. Selamat ya mas Farhan, sudah tergambar gimana perjuangan untuk dapat gelar dokternya. Masyarakat Indonesia butuh banyak dokter, jangan pernah terlintas lagi kata bunuh diri ya mas hehe

    ReplyDelete
  5. Selamat menghadapi dunia baru!!! Dunia ini keras, jadi harus persiapin semangat baja. Ada banyak yg mau lihat Farhan membantu org lain sebagai dokter!

    ReplyDelete
  6. Selamat ya mas udah mendapat pengakuan kompetensi sbg dokter. Semoga ilmunya berkah. Jgn lupa tetap menulis meski sibuk, khususnya tulisan2 yg ada kaitannya sama kesehatan :D

    ReplyDelete
  7. Selamat ya
    ., Dokter yang bisa menulis itu keren....

    Jadi, menjadi dokter tak akan menghalangi mu menulis..justru jadi nilai plus...

    ReplyDelete
  8. Selamat, ya, Mas Farhan. Eh, dokter Farhan :)
    Semoga ilmunya berkah, dan dapat mewujudkan cita-citanya untuk masyarakat.
    Buat yang mengatakan enggak pantas jadi dokter, buktikan ke dia/mereka bahwa dirimu pantas! :)

    ReplyDelete
  9. selamat ya pak dokter ^^ ganbatte! fighting!

    ReplyDelete
  10. cie cie yang udah officially jadi dokter. selamat ya TS. yuk ah kita bikin kolaborasi dek.

    ReplyDelete
  11. Wah cewek yang DM bilang gitu berarti ada something tuh, hehe. Anyway selamat ya sudah "sah" jadi dokter. Teriring doa menjadi dokter yang amanah, mengedepankan pasien, aamiin

    ReplyDelete
  12. Selamat ya mas farhan untuk kelulusannya, semoga menjadi dokter yang amanah dan selalu mengabdi atas nama kemanusiaan :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih telah mengunjungi blog pribadi saya. Jika suka, jangan sungkan-sungkan lho untuk berkomentar. Salam kenal!

Popular posts from this blog

Cerita Buruk di Sepertiga Terakhir Malam

sebuah reuni | detik-detik terakhirmu

Puisi | Menanti Waktu Berhenti